Orang yang beriman kepada Allah swt memiliki ciri ciri
tersendiri. Sama halnya dengan rusa yang diburu tanduknya, gajah yang diincar
gadingnya serta badak yang diambil culanya. Tanpa tanda tersebut, maka
hilanglah keindahan yang dimiliki oleh binatang tersebut.
Begitu pula dengan manusia yang beriman. Dalam Al-Qur an dijelaskan tanda-tanda orang yang beriman’
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman [594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [595]gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”
Begitu pula dengan manusia yang beriman. Dalam Al-Qur an dijelaskan tanda-tanda orang yang beriman’
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman [594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [595]gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”
Dalam ayat di atas dikatakan bahwa
ciri orang yang beriman ialah, pertama bergetar hatinya, apabila disebut nama
Allah. Bagaimana hati manusia bisa bergetar saat disebut nama Allah? Dalam
hidup Allah hanya memberikan satu hati kepada manusia. Di hati itu terkumpul
sejuta rasa. Apa yang mengambil tempat tersebr di hati manusia, maka itulah
yang membuat hati kita bergetar kepada hal tersebut.
Jadi pabila hati sebagian besar diisi dengan harta, atau diisi dengan kekuasaan dan jabatan, maka itulah yang akan membuat hati bergetar, sementara orang yang beriman sebagian besar hatinya diisi oleh Allah, sehingga pabila disebut nama Allah, maka bergetarlah hatinya.
Realita yang terjadi adalah, manusia terkadang mengetahui kesalahan yang diperbuatnya dan cenderung merasa takut perbuatannya diketahui oleh sesama manusia sendiri ketimbang diketahui oleh Allah swt.
Pejabat yang melakukan korupsi lebih takut akan hukuman yang akan ia timpa ketika di dunia dibandingkan hukuman yang akan ia timpa di akhiran kelak. Hal ini dikarenakan hati manusia tidak terpengaruh atau tidak tergugah jika nama Allah disebutkan kepadanya. Mereka berpikiran jika Allah tahu mereja melakukan korupsi Allah tidak ribut, sedangkan jika manusia yang mengetahuinya, maka gegernya minta ampun.
Jadi pabila hati sebagian besar diisi dengan harta, atau diisi dengan kekuasaan dan jabatan, maka itulah yang akan membuat hati bergetar, sementara orang yang beriman sebagian besar hatinya diisi oleh Allah, sehingga pabila disebut nama Allah, maka bergetarlah hatinya.
Realita yang terjadi adalah, manusia terkadang mengetahui kesalahan yang diperbuatnya dan cenderung merasa takut perbuatannya diketahui oleh sesama manusia sendiri ketimbang diketahui oleh Allah swt.
Pejabat yang melakukan korupsi lebih takut akan hukuman yang akan ia timpa ketika di dunia dibandingkan hukuman yang akan ia timpa di akhiran kelak. Hal ini dikarenakan hati manusia tidak terpengaruh atau tidak tergugah jika nama Allah disebutkan kepadanya. Mereka berpikiran jika Allah tahu mereja melakukan korupsi Allah tidak ribut, sedangkan jika manusia yang mengetahuinya, maka gegernya minta ampun.