Kamis, 18 Agustus 2016

Desil
Desil merupakan nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian sama besar. Desil sering dilambangkan dengan D. jenis ada 6, yairu D1 , D2 , D3, ….,…,…,D9.
1. Desil untuk data tunggal




Keterangan :
Di = desilk e-i
n = banyaknya data

2. Desil untuk data Bergolong ( berkelompok)



Menentukan letak desil untuk data berkelompok
Keterangan :
D1 = desil ke-i
Tb = tepi bawah kelas kuartil
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil




Sejarah Kamera

 Seorang ilmuwan muslim yang bernama Alhazen untuk pertama kalinya menemukan kamera obscura. Alhazen menerbitkan sebuah buku yang berjudul Books of Optics (1015-1021) yang menjelaskan tentang kamera obscur.

Lain lagi dengan ilmuwan yang berasal dari Inggris pada tahun 1660-an yang bernama Robert Boyle dan asistennya Robert Hooke yang menemukan portable camera obscura. Namun Johann Zahn merupakan orang yang pertama kalinya menemukan kamera cukup praktis dan kecil untuk dapat digunakan dalam bidang 
fotografi pada tahun 1685. Kamera fotografi banyak menerapkan prinsip model Zahn, dimana sistemnya selalu menggunakan slide tambahan yang digunakan untuk memfokuskan objek. Sistem tersebut adalah dengan cara memberikan tambahan pada sebuah plat yang sensitif terdapat didepan lensa kamera tersebut setiap sebelum melakukan pengambilan sebuah gambar.

Pada tahun 1826, seorang Joseph Nicepore Niepce telah berhasil menciptakan sebuah kamera dan mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya. Gambar tersebut dikenal ssebagai foto pertama yaitu gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah. Joseph Nicepore Niepce bekerjasama dengan Louis Daguerre yang mana Louis juga mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga yang berlapis perak. Akan tetapi pada tahun 1833 Niepce meninggal, meskipun demikian Daguerre tetap melanjutkan percobaannya. Sehingga menjelang tahun 1837 ia telah berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebut daguerreotype. Pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada Daguerre maupun keluarga Niepce atas temuannya. Yang telah diberitahukannya kepada publik secara terbuka tanpa mempatenkannya pada tahun 1839.

Pada saat itu 
Louis Daguerre menjadi seorang pahlawan atas pengumuman penemuannya yang menimbulkan kegemparan penduduk sehingga membuat dia ditaburi berbagai macam penghormatan serta penghargaan. Karena metode daguerreotype cepat berkembang banyak khlayak ramai menggunakannya. Di tahun 1851 ia meninggal di kota asalnya dekat Paris.

Perkembangan teknologi kamera semakin berkembang pesat seiring dengan berjalannya waktu. Banyak pihak yang merasakan fungsi dan kebutuhan penggunaannya. Kamera bukan sekedar untuk menangkap objek yang semata-mata berfungsi sebagai kenang-kenangan. Melainkan juga digunakan untuk menangkap objek yang bergerak. Yang berkembang pada saat ini seperti kamera video, kamera mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Bahkan berbagai bidang, seperti pada bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran dan bahkan sampai pada bidang sistem pertahanan dan keamanan terkena dampak dari perkembangan kamera. Sehingga tidak dapat terlepas dari penggunaan teknologi 
kameraini.

A. Definisi / Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

B. Tujuan Pidato

Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato

Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato

Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

E. Persiapan Pidato

Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

F. Kerangka Susunan Pidato

Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

Pengertian Drama
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah.

Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.

Drama merupakan karangan yang menggambarkan suatu kehidupan serta watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa babak.


Sejarah Drama
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah pernah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat sebuah bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan yang mengungkapkan bahwa drama sudah ada pada abad kelima SM. Hal ini didasarkan pada temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya yaitu Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi ceritanya berupa persembahan kepada dewa-dewa.

Di Indonesia, sejarah lahirnya drama ini juga tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani. Drama di Indonesia juga diawali dengan upacara keagamaan yang diselenggarakan pada zaman dahulu oleh para pemuka agama.


Jenis-Jenis Drama

Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya. Dalam bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu : berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah drama tersebut. Berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8 jenis, antara lain: 

1.    Tragedi: drama yang bercerita tentang kesedihan.
2.    Komedi: drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan kelucuan.
3.    Tragekomedi: perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.
4.    Opera: drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.
5.    Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.
6.    Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama tersebut dagelan.
7.    Tablo: jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan.
8.    Sendratari: gabungan antara seni drama serta seni tari.

Berdasarkan dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama antara lain: 

1.    Drama Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.
2.    Drama Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat, tepai hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio.
3.    Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak dapat diraba.
4.    Drama Film: drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya dipertunjukkan di bioskop.
5.    Drama Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.
6.    Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan, tetapi digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang.

Jenis drama berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ada tidaknya naskah drama antara lain : 

1.    Drama Tradisional: yaitu drama yang tidak menggunakan naskah.
2.    Drama Modern: yaitu drama yang menggunakan naskah.


Unsur-Unsur Drama

Berikut unsur-unsur drama : 

1.    Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita drama.
2.    Alur yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak pertama sampai babak terakhir.
3.    Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama disebut juga dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut dengan figuran.
4.    Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama tersebut. Watak protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis adalah berwatak baik. Sedangkan watak antagonis merupakan watak yang jahat.
5.    Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam kisah drama yang berlangsung.
6.    Amanat drama merupakan pesan yang disampaikan dari pengarang cerita drama tersebut kepada penonton. Amanat drama dapat disampaikan dengan melalui peran para tokoh drama tersebut.


Ciri-Ciri Teks Drama
1.    Seluruh cerita drama berbentuk dialog, baik tokoh dan juga narator. Inilah ciri utama dalam naskah dialog, semua ucapan ditulis dalam bentuk teks.
2.    Dialog dalam drama tidak menggunakan tanda petik ("..."). Hal ini karena dialog drama bukan sebuah kalimat langsung. Oleh karena itu, naskah drama sendiri tidak menggunakan tanda petik.
3.    Naskah drama sendiri dilengkapi dengan sebuah petunjuk tertentu yang harus dilakukan pada tokoh yang pemeran bersangkutan. Petunjuk tersebut ditulis dalam tanda kurung atau dapa juga dengan menggunakan jenis huruf yang berbeda dengan huruf pada dialog.
4.    Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.



Jumlah Pengunjung

Featured Posts